Penyakit menular seksual (PMS) adalah momok yang selalu menghantui kegiatan seksual. Kadang-kadang, masih belum ngeh (mengerti--red), a...
Penyakit menular seksual (PMS) adalah momok yang selalu
menghantui kegiatan seksual. Kadang-kadang, masih belum ngeh (mengerti--red),
apakah sudah melakukan kegiatan seksual dengan aman. Berikut tanya jawab
popular yang tentang perilaku seksual yang aman PMS:
T (Tanya): Menurut pasangan saya berejakulasi di payudaranya
tidak aman. Benarkah?
J (Jawab): Tidak masalah. Sebaiknya Anda tanyakan pada pasangan
Anda jika hal itu membuatnya khawatir. Sebenarnya apa yang membuatnya berpikir
itu tidak aman buatnya? Bahkan meskipun positif mengidap HIV dan berejakulasi
di payudaranya, tidak mungkin virus masuk ke dalam tubuhnya selama dia tidak
memiliki luka misalnya. Jika ia khawatir virus atau pathogen akan masuk melalui
puting payudaranya, penularan nampaknya tidak mungkin terjadi.
Mungkin saja bukan aman tidaknya yang menjadi masalah bagi
pacar Anda, melainkan ia merasa tidak nyaman jika Anda berejakulasi di dadanya.
T: Jika dua orang belum pernah melakukan hubungan seksual,
apakah terdapat risiko terkena penyakit kelamin jika mereka melakukan seks
oral?
J: Menarik sekali mengetahui bahwa banyak orang memandang
seks oral sebagai metode seks yang lebih aman. Dulu seks oral, bagi banyak
orang, dianggap lebih intim dari hubungan seks pada umumnya, sesuatu yang
dilakukan jika dua orang sudah pernah melakukan hubungan badan – sesuatu yang
bisa melewati batas keintiman. Seks oral juga digunakan sebagai bentuk kontrasepsi.
Dalam skala risiko, memang seks oral lebih rendah risikonya.
Bagaimanapun juga, seks oral masih berisiko. Memang benar kalau untuk mereka
yang belum pernah melakukan hubungan seksual, seks oral memiliki risiko
terendah dibanding kelompok lainnya. Anda mungkin tertarik untuk mengambil
risiko minimal tersebut.
Anda dapat menggunakan pengalaman untuk berlatih melakukan
hubungan seks yang lebih aman satu sama lain; jadi, jika melakukan seks oral
ataupun hubungan seks sungguhan dengan orang yang bukan lagi perawan/perjaka,
Anda akan memahami benar tekniknya dan mendapatkan rasa percaya diri yang
cukup.
T: Apakah aman tidak menggunakan kondom setelah satu bulan
berhubungan seks?
J: Anda terdengar seperti hanyah menjalin satu hubungan
monogami yang hanya berhubungan seks dengan satu orang, untuk waktu terbatas
saja, dan kemudian berhubungan seks dengan orang lain – yang unumnya banyak
dialami para siswa dan mahasiswa. Namun karena Anda berpikir hanya menjalin
hubungan dengan satu orang saja, maka menilai bahwa aman untuk tidak
menggunakan kondom.
Tetapi sebenaranya ikatan monogami hanya berlangsung dalam
beberapa waktu – empat minggu, dua bulan, satu tahun – dan kemudian anda mulai
berganti pasangan lagi. Anda merasa nyaman dan aman dengan pasangan, sehingga
memutuskan untuk tidak menggunakan kondom lagi. Dan dengan berjalannya waktu
Anda dapat menjadi subjek tertularnya penyakit seksual seperti HIV ataupun
penyakit menular seksual (PMS).
Anda tidak hanya berhubungan dengan satu orang saja, tapi
juga dengan orang lain yang mungkin orang tersebut telah berhubungan seks
dengan orang lain juga. Sehingga jumlah virus yang potensial untuk ditularkan
sangat memungkinkan. Selain tidak semua pasangan 100% setia pada pasangannya.
Salah satu dari pasangan mungkin berkata bahwa dia masih
suci, tetapi dia tidak mengatakan bahwa dia pernah melakukan oral seks, yang
memungkinkan tetularnya penyebaran HIV ataupun PMS.
Bahkan mungkin pasangan Anda telah melakukan tes terhadap
penyakit kelamin tersebut, meskipun hasil tes terhadap kekebalan HIV akan
selalu negatif kapan saja yang dimulai tiga sampai enam bulan setelah penularan
viral. Periode ini disebut window periode yaitu ketika virus yang tak diketahui
telah ditularkan pasangan seksual Anda.
Satu hal lagi untuk tetap diingat: Jika Anda memutuskan
tidak lagi menggunakan kondom dan anda serta pasangan Anda telah menjalin
hubungan dengan orang lain, ada baiknya untuk mempertimbangkan menggunakan
kondom lagi. Meskipun keputusan itu berpengaruh pada kenyamanan Anda serta
pasangan.
T: Apakah yang harus saya lakukan pada mantan kekasih yang
terjangkit PMS, karena kita telah berhubungan seks tanpa menggunakan kondom?
J: Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah membuat janji
dengan dokter untuk memeriksa apakah tertular PMS. Jelaskan pada dokter apa
yang telah Anda alami, alasan kekhawatiran, dan semua informasi yang mungkin
diceritakan mantan kekasih – misalnya penyakit venereal apa yang dia idap,
serta gejala-gejala apa yang dia alami, dll.
Anda dapat menggunakan kesempatan ini untuk berkonsultasi
dengan dokter untuk mendapat keterangan yang lebih jelas tentang penyakit
tersebut seperti gejala-gejalanya, perawatannya, serta pencegahan dari
penularan penyakit PMS. Dapatkan informasi tersebut secara dini selain menunggu
pemeriksaan pada mantan kekasih sehingga dapat mengurangi rasa kekhawatiran
Anda.
Mungkin akan membantu jika Anda bisa memberikan informasi
pada mantan kekasih, karena ada kemungkinan dia juga merasa takut tertular
penyakit seks tersebut.
Bersiap-siaplah untuk marah, cemburu, dan menghadapi rasa
ketidak percaya, serta rasa ketakutannya. Selalu ada kesempatan dimana Anda
akan terkejut karena mungkin mantan kekasih akan mengerti serta memaafkan Anda.
T: Apakah yang akan terjadi jika saya menelan sperma saya
sendiri?
Jika air mani (cairan yang mengandung sperma yang
dikeluarkan oleh Mr.P) yang Anda khawatirkan, semua tuntunan seks aman bisa
digunakan bila Anda menelan sperma orang lain.
Masih terdapat perdebatan tentang penularan HIV melalui air
mani ataupun oral seks, tetapi masih banyak jenis penyakit menular seksual
(PMS) lainnya yang menular karena berubungan seks oral. Meskipun menelan air
mani anda sendiri (mengandung virus atau tidak) itu tetap aman.
COMMENTS